English version available on Jacky’s Opinion Being Indonesian at http://jackysopinion.blogspot.com
Opini ini terinspirasi dari Dosen favorit saya, Ibu Endang Sih Prapti, Dosen Senior pada Fakultas Ekonomi Gadjah Mada.
Kalau ada yang berdemonstrasi di depan kedutaan besar Amerika serikat, mereka melakukan kesalahan besar. Membakar bendera Amerika dan meneriakkan slogan slogan anti amerika, meneriakkan yel yel, Boikot Produk Amerika adalah fatal. Mengapa fatal? Mereka tidak tahu bahwasanya selama ini kita hidup, makan, bekerja dan tidur di bawah bantuan Amerika. Contoh contoh berikut merupakan kenistaan kita bagi bangsa Indonesia yang hidup di bawah bayang bayang bangsa Asing. Semua barang dan jasa yang kita konsumsi merupakan buatan luar negeri
- Di pagi hari, ketika bangun tidur, menyantap hidangan pagi, mereka tidak tahu kalau beras, tempe, indomie (sebagian besar inputnya) diimpor dari Amerika. Ketika menggosok gigi, Pasta dan sikat gigi juga inputnya dimpor dari Amerika.
- Berangkat Kerja? Naik bis ataupun Mobil pribadi buatan luar negeri (sebagian besar diimpor dari Amerika. Bahan Bakar pun Import.
- Be-SMS ria, Teknologi dan sebagian besar produk juga dari Amerika.
- Berpakaian, sukanya merk Amerika dan luar negeri.
- Di tempat kerja? Ruangan Ber-AC, Komputer, Lampu, Alat alat tulis, sebagian besar produk luar negeri.
- Pulang kerja dan sebelum tidur, nonton TV, buatan luar negeri.
Banyak contoh lain yang menggambarkan bahwa kehidupan kita adalah pemberian Luar Negeri. Oleh karena itu bila kita konsisten (khususnya para demonstran penentang Amerika) harusnya mereka tidak sekedar meneriakkan yel yel anti Amerika. Harus ada tindakan nyata dari mereka. Kalau menurut saya, kalau mereka konsisten, mungkin mereka semua sudah mati dan hidup tanpa busana karena apa yang mereka konsumsi adalah produk luar negeri.
Setiap tahun, ketika kongres Amerika melakukan sidang untuk menentukan Anggrannya (semacam sidang pembahasan APBN), semua negara miskin hadir dan main petak umpat di sekitar lokasi berlangsungnya sidang. Mengapa? Untuk mengemis. Amerika setiap tahunnya mengalokasikan Anggarannya untuk membantu negara negara miskin dunia. Rupanya Indonesia juga masuk di sana. Mereka melobi dan meminta anggota kongres agar bantuan untuk negaranya masing masing, kalau perlu lebih besar bantuannya. Itulah kenyataannya.
Kembali ke Fokus?
Jadilah Indonesia Sejati…..
sebuah pertanyaan simple, Terus apa produk atau buatan asli Indonesia?
Contoh menarik dapat kita temui pada iklan beberapa produk yang menggunakan slogan, Gunakan Produk Indonesia atau Pakailah Produk Indonesia. Benar kalau itu adalah produk Indonesia, tetapi cobalah bertanya pada Produsennya, apakah local contentnya mutlak Indonesia? Tidak!
Kita juga memproduksi beras, kedelai, beras, pakaian dan lain lain, tetapi tidak cukup untuk memberi makan pada seluruh rakyat Indonesia. Negara kita sangat kaya, lebih kaya dibandingkan dengan Amerika. Cobalah bertanya kepada pemerintah, Apakah Indonesia akan bangkrut kalau hidup tanpa bantuan asing?
Kita harusnya merefleksikan diri mengenai hidup ini. Kita hanya tidak bangga menggunakan produk kita sendiri dan mengembangkannya menjadi produk nasional. contoh;
Ketika jumlah penduduk Amerika bertambah, Konsumsi gandum meningkat. Mereka bingung karena persediaan dan produksi gandum yang terbatas dan oleh karenanya mereka harus mengimpor. Tapi mereka tidaklah Bodoh. Bangsa Amerika tidaklah bodoh. Mengurangi konsumsi Gandum tetapi tidak menggangu perut Rakyatnya. CEREAL adalah inovasi terhebat. Bahannya dari jagung dan mereka berhasil. Mereka bangga makan jagung (yang sudah diolah, sehingga menjadi kenikmatan sendiri). Di Indonesia, terkenal dengan semboyan, kalau belum makan nasi, belum kenyang walaupun sudah makan jagung ataupun cemilan lainnya.
Benarkah kalau kita tidak bangga makan jagung dan Ubi yang merupakan produk asli?
Perut kita sepertinya sudah kerasan dengan nasi (beras) dan sangat sulit untuk mengubahnya. Sedemikian sulitnya kah?
Pemerintah perlu untuk mengubah kebiasaan perut kita dan kebiasaan kita. Kitapun demikian, harus mengubah ketergantungan kita kepada beras. Bayangkan Jagung diekspor tetapi beras diimpor! Aneh..!
Kalau Bung Karno pernah bilang, Go to hell with your Aid!, apa kita masih berani mengatakannya di saat ini?
Tanya saja sama pemerintah!!!!!!!!!!